30 Hari Bercerita – 17 Januari 2022

“Kamu tuh mukanya sedih, ya? Kenapa, sih sedih terus gitu? Senyum, dong.” Ucap seorang pria yang lebih tua satu dekade pada saya ketika saya masih SMA. Apa yang saya harapkan dari seorang pria yang ekstrovert, sanguin, dan kerja di dunia hiburan? Pasti dia tidak suka anak muda yang murung seperti saya.


Namun tetap saja, ucapannya yang tidak seberapa itu begitu menyayat. Sakit sekali. Seperti ada yang mendadak menonjok ulu hati dan mencubitnya di dalam. Perasaan apa ini? Apa tidak cukup kata-kata makian yang saya katakan sendiri setiap malam? Masih harus ditambah lagi dengan orang dewasa ini menyatakan hal yang jelas-jelas sudah saya tahu?


Siapa yang mau bersedih? Tidak ada. Tapi apa yang harus saya lakukan kalau kesedihan selalu berada di atas kepala. Bagai awan mendung yang siap menurunkan hujan. Saya juga merindukan selalu datangnya matahari. Apa yang harus saya lakukan lagi supaya ia datang?
Sakit sekali.


Percuma berharap pada orang dewasa. Kata-kata mereka selalu kosong dan hampa, jika tidak malah menambah luka saja.


Untuk apa jadi dewasa, kalau hanya terus memaksakan kehendak pada yang muda. Tak ada lagi senyum untuk orang ini. Yang ada hanya pahit dari luka yang dia buat sendiri.

N.A.

30 Hari Bercerita – 16 Januari 2022

Manusia pada hakekatnya pasti berubah. Prinsip itu berlaku juga untuk idola yang kita puja-puja maupun influencer yang awalnya kita follow karena sepemahaman.


Beberapa tahun lalu saya sempat follow akun Instagram seorang perempuan muda. Saya tertarik karena banyak pemikirannya yang kritis dan pintar. Dia pun suka membaca buku-buku yang saya tidak paham isinya apa. Dia juga aktivis feminisme dan vegan. Pokoknya tipikal sun sign Aquarius yang edgy dan beda gitu lah. 😆


Setelah ngikutin dia di Instagram, saya melihatlah perubahan drastis dari dia. Mulai dari jadi vegan murtad yang kembali makan daging, kemudian bertemulah dia dengan sosok pangeran berkuda putihnya. Pacaran deh dia. Akhirnya isi IGnya sekarang serba foto selfie seksi dan foto bucinnya bareng pacarnya. 😅


Apakah saya kecewa? Enggak. Saya masih follow, kok. Menarik justru bisa jadi saksi bagaimana seseorang berevolusi dari a ke b ke c. Dari awal saya follow saya tidak berekspektasi dan tidak berharap. Saya melihatnya sebagai entitas manusia yang punya kemauan dan kebebasan sendiri akan akun media sosialnya. Bukannya justru itu yang menarik?


Tapi banyak orang menuntut. Dia harus a dia harus b, dia tidak boleh berubah, kalaupun berubah harus ke arah yang sesuai kepuasan saya.
Jadi sejak kapan orang-orang ini kamu penjara dengan ekspektasimu sendiri?


Coba kita sekeras itu sama diri sendiri, mungkin kita tidak perlu memproyeksikan isu kita ke orang yang tidak kita kenal dan tidak mengenal kita seperti itu.

N.A.

30 Hari Bercerita – 15 Januari 2022

Salah satu film paling berkesan yang selesai nonton ngawang dulu bengong karena harus memproses banyak hal, termasuk emosi. Ini filmnya: Old Boy, versi aslinya ya yang Korea Selatan punya. Buatan tahun 2003. Saking bagus dan briliannya, Hollywood bikin remake di 2013 dan ambyar jeleknyaaa. 😭🤣


Baru nemu sekitar tahun 2017 apa 2018 ya. Baru nonton dan mind blowon banget. Usut punya usut film ini di Korsel pada 2003 memang boom banget juga. Jauh sebelum rame The Parasites yang diagung-agungkan itu. Film ini yang bikin saya makin mau cobain konsumsi karya dari banyak genre, tidak terpaku kalau cerita dan karya bagus hanya punya orang kulit putih aja (maklum, hasil brainwashed Hollywood 😅).


Ceritanya tentang pria yang mendadak kehilangan isteri dan anak terus diculik dan dipenjara puluhan tahun entah sama siapa dan tanpa sebab yang dia ketahui. Tiba-tiba suatu malam dia dibebasin tanpa alasan jelas juga. Dari situlah si om ini mulai luntang lantung mengenali kehidupan dunia yang baru. Kemudian akhirnya mulai masuklah dia dalam sebuah perjalanan untuk mengungkap misteri apa dan bagaimana serta kenapa semua ini terjadi.


Film ini menyajikan salah satu plot twist terbaik yang super super fucked up sampe WHAT THE HELL WTF TBL semua pokoknya keluar. 😱


Buat saya film ini sangat berkesan karena bikin saya mikir ini yang punya ide cerita makan apa ya sampe bisa tulis cerita yang mind blowon begini?


Btw ada yang udah nonton?

N.A.

30 Hari Bercerita – 14 Januari 2022

Memaafkan itu proses, bukan sekadar ucapan.

Kebahagiaan itu tujuan, bukan keputusan.

Mencintai itu usaha, bukan hanya perasaan.
Jangan takut sendirian, selama kita tidak menyakiti siapa-siapa.

Jalan sendirian bukan berarti kesepian.


Dalam kasih ada pengorbanan. Memang lebih mudah untuk kita menutup diri dari rasa sayang, tapi jika kita tidak belajar untuk berkorban, kita tidak akan pernah tahu bahagia yang sesungguhnya.


Hubungan tidak melulu soal kedekatan. Ada beberapa hubungan yang justru bertahan karena diberikan jarak.


Dalam diam ada renungan.. dan dalam kebisingan ada pelajaran. Ambil emas dari keduanya.


Hari ini bukan cerita, hanya kata-kata pengingat sebelum menutup mata. Selamat malam. 💙

N.A.

30 Hari Bercerita – 13 Januari 2022

“Uang tidak bisa membeli kebahagiaan, tapi dengan uang minimal kesusahan kita berkurang.”


“Lebih baik nangis di dalam lamborghini daripada nangis di atas motor beat.”


Itulah beberapa ucapan orang ketika denger kalimat motivasi yang bilang soal jangan mikirin duit. Makanya memang hari-hari ini banyak orang lebih percaya diri ya untuk ngaku kalau mereka suka dan cinta uang. 😆


Untuk saya pribadi masih di dalam posisi kegalauan dalam melihat uang. Sempat ada di posisi idealis banget, tapi dulu memang kondisi saya cukup nyaman. Ketika dikasih pressure, saya sempat jadi ada di posisi yang ngejer uang banget.


Cuma jujur deh kerja ngejer uang doang itu super exhausting. Mengcapek mengbengeks.


Akhirnya kembalilah saya di posisi bingung. Jadi kejer uang dulu, atau kejer kebahagiaan dulu? Akhir tahun lalu saya sempat bertemu orang idealis yang bilang jatah rejeki setiap orang sudah diatur Tuhan. Selama kita kerja, kita pasti dikasih aja jalannya buat dapet rejeki tersebut.
Mungkin akhirnya, sih saya cuma harus cari titik balance-nya aja ya? Pasti susah. Untungnya saya diketemukan aja sama ucapan, tulisan, maupun manusia lain yang bisa ngingetin supaya enggak terlalu ekstrim idealis maupun ekstrim realistis.


Jangan cuan cuan cuan banget tapi jangan passion dream yolo banget juga yah. 🤣 Everything in moderation gitu bahasa kerennya.

N.A.