30 Hari Bercerita – 01 Januari 2023

Sudah lebih dari satu dekade aku berhenti membuat resolusi tahun baru. Enggan merasa jadi orang gagal yang tidak bisa memenuhi keinginannya sendiri di akhir tahun, aku coba berbuat baik kepada diri dengan berhenti memberikannya ekspektasi berlebih.

Setahun kemarin buatku seperti sebuah petualangan panjang. Dari sana memang banyak cerita yang kusimpan, dan lebih banyak lagi pelajaran yang kudapatkan. Di tanggal-tanggal momentum, saya justru sering tidak bisa mengontrol pikiran dan emosi yang ke sana ke mari. Begitu juga semalam, banyak hal muncul di dalam pikiran. Yang paling keras adalah sebuah pertanyaan: tahun baru ini, apa yang aku inginkan?

Seakan-akan mengolok ketakutan untuk bermimpi sebelumnya, suara itu begitu menggelitik. “Yang aku inginkan banyak,” jawabku seadanya. Hanya ingin membuatnya berhenti. “Sebutkan satu saja.”

“Membaca lebih banyak buku?”

Dan setelah satu hal kusebutkan, bagai dermaga yang tak dapat membendung tekanan air lagi, semua keinginanku meluap. Aku ingin rutin berolahraga, aku ingin makan sayur lebih banyak seperti dulu. Aku ingin menulis dan berkarya lebih banyak. Aku ingin lebih produktif. Aku ingin menolong lebih banyak jiwa lagi. Aku tidak mau berhenti karena tekanan. Aku tidak mau berhenti karena terjebak di situasi yang menghimpit hendak menghancurkan impian-impianku sendiri. Aku ingin lebih berani.

Kemudian suara kecil itu berbicara lagi,”aku tahu, kamu bisa melakukannya. Salah satu harapanmu sudah tercapai.”

Butuh keberanian untuk memegang harapan. Butuh kekuatan untuk kembali menginginkan. Menyerah dan melepaskan tidak mudah, tapi ada banyak hal yang harus kembali lagi untuk diselesaikan. Walau sedikit, aku mencoba untuk lebih berani pagi ini.

Tahun ini, bukan resolusi, hanya harapan-harapan kecil. Semua itu adanya hanya sebagai doa untuk menjalani hari-hari dengan tujuan. Karena pada akhirnya, tahun ini aku akan mengarungi petualangan baru.

Sampai bertemu di penghujungnya nanti.